Selasa, 12 Mei 2015

BUDIDAYA GANYONG



Tanaman Ganyong atau Ganyong (Canna edulis KERR) adalah tanaman ubi-ubian yang  dapat dimakan dan kebanyakan digunakan sebagai makanan cadangan. Nama lainnya adalah Canna. Queensland arrow root, indian shot (Inggris). Ganyong (Jawa, Sunda), buah tasbeh (Jawa), ubi pikul (Sumatera), daun tasbeh, ganyong, pisang sebiak (Malaysia). Sampai saat ini, tanaman ganyong belum diusahakan secara serius dan intensif, tetapi memberikan harapan untuk menunjang program diversifikasi pangan dan gizi, memanfaatkan lahan kosong dan meningkatkan ketahanan pangan.

Ganyong menghasilkan ubi yang dapat dimakan mentah atau masak, baik setelah direbus atau diolah menjadi panganan. Tepung ganyong dapat dibuat dengan cara membuat pati yang berasal dari umbinya. Caranya yaitu bersihkan kulit ganyong dengan cara mencuci bersih atau mengupasnya, kemudian parut dan peras airnya dengan menggunakan saringan, air saringan diendapkan sampai endapan dan airnya terpisah, setelah itu endapannya baru dijemur di bawah sinar matahari sampai kering, bila ingin baik hasilnya lakukan penggilingan dan siap untuk digunakan. Pati ganyong ini dapat digunakan dalam pembuatan berbagai jenis makanan, soun, lem, dll.

Kegunaan lainnya adalah : (a) tanaman muda dimakan sebagai sayuran hijau; (b) daunnya digunakan pembungkus atau alas makan; (c) daun dan umbinya bisa digunakan sebagai pakan ternak (sapi); (d) tanaman dan bunganya dapat dijadikan sebagai tanaman hias; (e) bijinya yang hitam dan berkulit keras digunakan sebagai kalung atau tasbeh; dan (f) sebagai tanaman obat.
Di Vietnam, patinya dijadikan bahan baku pengganti kacang hijau dalam pembuatan mie bening (soun) berkualitas tinggi. Di Jawa, biji ganyol dihancurkan dan digunakan sebagai luluran untuk menghilangkan sakit kepala. Sari umbi hasil ekstraksi digunakan untuk mengobati diare. Bubur umbi yang dididihkan digunakan sebagai obat penyakit kulit tropis di Kamboja.
Di Hongkong umbi yang telah hancur dididihkan digunakan untuk mengobati hepatitis akut. Di Indo China umbi sebar yag dihancurkan digunakan untuk mengobati trauma. Di Filipina, umbi yang telah dihancurkan, direndam dan dihancurkan, direndam dan dilembutkan dalam air digunakan untuk menghilangkan mimisan.

Kandungan Gizi
Setiap 100 gram umbi yang dapat dimakan, berisi kira-kira : air 75 g, protein 1 g, lemak 0,1 g, karbohidrat 22,6 g, Ca 21 miligram (mg), P 70 mg, Fe 20 mg, vitamin B 0,1 mg, vitamin C 10 mg. Karbohidrat terdiri dari lebih 90% tepung dan 10% gula (glukosa dan sukrosa). Tepung yang dihasilkan kuning cerah dengan ukuran butir yang besar (125-145 milimikron x 60 milimikron) tidak beraturan. Tepung ini sangat larut dan mudah dicerna. Setelah dimasak, tepung menjadi mengkilat dan transparan.

Deskripsi
Berumbi, tahunan, tegak, tanaman herba yang kuat, tinggi mencapai 3,5 m, umbi bercabang horizontal, mencapai panjang 60 cm dengan diameter 10 cm, dengan segmen berdaging membentuk balon, ditutupi oleh daun tipis, dan akar tebal yang berserat. Tangkai berdaging, timbul dari umbi, biasanya tingginya 1-1,5 m, sering keungu-unguan. Daunnya teratur secara spiral dengan kuncup besar yang terbuka, kadang-kadang petiolanya pendek, daun sempit dari rata menuju elips, tulang daun nyata, bagian bawah agak keunguan. Bunganya berwarna merah kekuningan, buah berbentuk kapsul yang solid seperti telur. Bijinya banyak, bulat, diameter 0,5 cm, licin dan keras, kehitaman sampai sangat coklat tua.

Iklim dan Tanah
Ganyong tumbuh baik pada daerah dengan distribusi curah hujan 1000-1200 mm per tahun. Toleran terhadap kelebihan kadar air (tetapi tidak tahan jenuh air) dan naungan. Pertumbuhan normal terjadi pada suhu di atas 10 oC, tetapi dapat melalui suhu tinggi 30-32 oC. Ganyol tumbuh sampai ketinggian 1000 m di atas permukaan laut. Tumbuh subur pada berbagai macam tanah, termasuk tanah marginal bagi kebanyakan tanaman umbi. Tanah yang disukai adalah lempung berpasir dan kaya humus. Tanaman ini toleran terhadap interval pH 4,5-8,0.

Teknik Budidaya
Ganyong paling banyak dibiakkan dengan pemotongan umbi. Kadang-kadang bijinya juga digunakan untuk perbanyakan, tetapi karena resiko hibridisasi, pemotongan umbi lebih disukai untuk menjaga kemurnian genetik klon. Umbi yang masih muda digunakan untuk perbanyakan vegetatif, bukan yang bagian coklat tua. Sebagian kecil umbi mempunyai paling sedikit dua mata yang sehat, ditanam terpisah pada jarak 50 cm, kedalaman 15 cm. Seluruh umbi dapat ditanam. Bila ditanam terlalu dekat, tanaman terlalu berdesakan, mengakibatkan penampilan jelek. Lebih baik menanam ganyol pada musim hujan, bila tidak, harus diairi. Ganyong ditanam pada bedengan yang telah diolah seluruhnya dan dicampur dengan pupuk dan kompos yang cukup.

Pemeliharaan
Selama pemeliharaan, perlu dilakukan penyiangan gulma dan penyulaman. Mulsa rumput kering pada bedengan membantu menjaga kelembaban tanah dan menambah unsur hara tetapi dapat merupakan tempat persembunyian bagi kumbang. Pemupukan bulanan dengan pupuk cair atau buatan memberikan hasil lebih baik.

Penyakit dan Hama
Secara umum ganyong adalah tanaman keras dengan sedikit penyakit dan hama. Fusarium, Puccinia, dan Rhizoctonia Sp adalah kemungkinan penyakit jamurnya. Kumbang dan belalang dapat memakan daun, dan cacing menyerang umbinya.

Panen dan Hasil
Pemanenan umbi ganyong dapat dilakukan 4-8 bulan setelah tanam, dicabut atau digali. Ciri umbi matang adalah apabila potongan segitiga bagian terluar daun umbi berubah menjadi ungu. Panen setelah 8 bulan dapat memberikan hasil yang lebih tinggi, karena umbi ganyol telah mengembang secara maksimum.
Hasil umbi bervariasi dari 23 ton per hektar pada 4 bulan menjadi 45-50 ton per hektar pada 8 bulan, atau 85 ton per hektar setelah setahun. Tepung yang dihasilkan adalah 4-10 ton per hektar.

Penanganan Setelah Panen
Umbi segar yang baru dipanen harus ditangani secara hati-hati. Bila akan dikonsumsi, harus dilakukan segera setelah panen. Bila dibiarkan lebih dari 10 bulan umbi ganyol akan menjadi keras, kurang dapat dikonsumsi , dan tepung yang dihasilkannya sangat rendah. Umbi yang sudah bersih dapat disimpan beberapa minggu pada kondisi sejuk dan kering.
Untuk produksi tepung komersial, umbi diproses segera setelah panen. Untuk memperoleh patinya, umbi diparut, ditambahkan air, dan bubur patinya disaring, dipisahkan melalui pengendapan dan selanjutnya dikeringkan.

 ( Sumber : BBPP Lembang )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar